The Future Trace
Today is the trace of the future
28 November 2016
13 November 2016
Time Administration
Levri Ardiansyah (13122016)
Jam sebagai penunjuk waktu yang kita gunakan saat ini mengacu pada jam internasional, yang merupakan: kesepakatan internasional (The International Prime Meridian Conference) berdasarkan proyeksi. Hal ini berarti, waktu yang kita jalani tidak didasarkan pada fakta nyata figur Bumi.
Andai, besok kita mendapatkan ilmu Bumi yang didasarkan pada fakta nyata figur Bumi dengan batas-batasnya yang jelas, apakah kesepakatan internasional tentang waktu akan berubah? Jika iya, maka kita memerlukan administrasi waktu yang baru. Bisa jadi, Indonesia tidak lagi +7, tetapi misalnya +6, dan bisa jadi waktu Indonesia akan lebih cepat dari Singapura. Saat para pebisnis Singapura masih tertidur, pebisnis kita telah bekerja satu jam yang lalu. Kocek APBN kita tentu akan kian menggelembung. Kemungkinan waktu Indonesia akan dihitung kurang dari +7 amat besar, karena the origin of coordinate terletak di Selat Sunda, bukan di Greenwich.
7 November 2016
Natural Border Administration
Levri Ardiansyah (07112016)
Berapa sesungguhnya panjang nyata Pulau Sumatra? Pertanyaan ini menghendaki jawaban yang bersumber bukan dari proyeksi peta yang perbedaannya dengan panjang nyata bisa mencapai ratusan kilometer. Hal ini berarti, letak astronomis suatu negara, tidak lagi didasarkan pada garis imajiner, baik itu garis imajiner lintang maupun garis imajiner bujur.
Adanya jawaban tentang garis nyata yang menunjukan lokasi suatu area di permukaan Bumi, tentu akan menuntut kita semua melakukan evaluasi tentang batas negara dalam tempo yang sesingkat-singkatnya yang hasilnya dapat berupa Natural Border Administration, sebagai acuan penataan adanya perubahan international political border.
5 November 2016
Buku dalam Bentuknya sebagai Batu
Levri Ardiansyah (05112016)
Pada era modern ini, kita membuat buku dalam bentuknya sebagai kertas yang bertumpuk rapih. Seberapa hebatpun ilmu yang terkandung pada buku era modern, cucu kita yang hidup 3000 tahun mendatang tidak akan dapat lagi membacanya, karena sehebat apapun teknologi kearsipan yang kita ciptakan untuk mengawetkan kertas, tetap saja usia alamiah kertas tak kan pernah mencapai 3000 tahun, apalagi 30000 tahun mendatang. Begitu juga dengan arsip dalam bentuk maya di dunia internet. Apakah pengelolaan situs buku keilmuan di dunia maya masih bisa bertahan 30000 tahun kemudian? Saya tidak yakin, karena hingga kinipun terbukti kita dapat mengakses informasi keilmuan di dunia maya hasil karya cipta karuhun kita yang hidup ribuan tahun lalu.
Saya secara kebetulan menemukan batu yang dapat saya baca layaknya saya membaca buku. Memang proses hingga saya dapat membaca stone book ini sungguh amat berat, terlebih karena saya terpaksa harus sendirian membacanya. Menjadi kian berat, manakala saya harus menjelaskannya secara ilmiah bahwa batu yang saya namai Levria Stone (MAR 0110) adalah buku tentang Ilmu Bumi dan Ilmu Administrasi. Sejak pertama kali saya menjejakan kaki di lokasi temuan batu pada tahun 2007, barulah pada 31 Oktober 2016 ini saya bersyukur dapat melalui masa lelah raga jiwa ini dengan selesainya print out buku 'Induction of Science of Administration'. Satu Dua fase berat telah saya lalui dan akan banyak fase berat baru yang pasti menanti dihadapan wajah.
Jika batu ini adalah buatan manusia, maka persepsi saya tentang jaman batu berubah total.
Jaman Batu adalah jaman perpustakaan batu (stone library) dan jaman laboratorium batu (stone lab) bukan hanya jaman pembuatan alat-alat berburu dan memasak yang sederhana. Dengan begini, saya membayangkan bahwa manusia pada jaman batu adalah manusia modern, memiliki ilmu, pengetahuan, teknologi dan peradaban yang jauh lebih hebat dari kita saat ini. Para ilmuwan kala itu dapat mengarsipkan ilmu dalam bentuknya sebagai batu, agar dapat dibaca oleh kita yang hidup ratusan ribu tahun kemudian.
Jika batu ini adalah batu yang alami, maka persepsi saya tentang penciptaan bumi dan langit berubah total.
Asosiasi sebagai Satu Kepaduan
Levri Ardiansyah (05112016)
Asosiasi merupakan satu kepaduan, yang terdiri dari rangkaian 2 atau beberapa bagian (class) yang satu sama memiliki kesamaan, kecocokan maupun perbedaan yang dapat dipadukan.
Fakta asosiasi berarti adanya satu fakta yang pada dirinya terdapat 2 atau lebih bagian yang satu sama memiliki kesamaan, kecocokan maupun perbedaan yang dapat dipadukan.
Pada buku 'Induction of Science of Administration' saya mengajukan hipotesis bahwa fakta administrasi adalah satu figur Bumi yang utuh padu.
Tidak Ada Ilmu tentang Kerjasama
Levri Ardiansyah (05112016)
Ilmu haruslah tersendiri, khas, amat berbeda dengan ilmu lainnya dan memiliki fakta khusus yang dapat dibuktikan kebenaran ilmiahnya hari ini, besok atau lusa. Sedangkan kerjasama justru sebaliknya, tidak mungkin ada kerjasama sendirian, tersendiri ataupun menyendiri. Oleh karena ini, saya tulis saja judul 'Tidak Ada Ilmu tentang Kerjasama' atau dengan nama 'Ilmu Kerjasama' sekalipun.
Ingin Melihat Ada Nama 'Ilmu Administrasi'
Levri Ardiansyah (05112016)
Keinginan saya melalui hadirnya buku 'Induction of Science of Administation' adalah hanya ingin melihat ada nama 'Ilmu Administrasi' atau 'Science of Administration' yang tertera pada Undang-Undang negara kita maupun kebijakan United Nations dan lembaga ilmu pengetahuan internasional lainnya.
Sekarang saya hanya dapat membayangkan bahwa:
(1) Administrasi tidak lagi dirumpunkan menjadi bagian dari bidang ilmu tertentu, melainkan Administrasi dapat mengibarkan namanya sendiri sebagai 'Ilmu Administrasi', layaknya Sosiologi, Psikologi maupun Antropologi dan ilmu-ilmu lainnya.
(2) Administrasi tidak lagi dipersamakan dengan bidang ilmu lainnya, terutama Ilmu Politik dan Ilmu Ekonomi;
(3) Administrasi tidak lagi dipersepsi sebagai Ilmu Sosial, karena sesungguhnya Ilmu Sosial tidak ada. Bukankah Ilmu Sosial adalah nama rumpun ilmu? Oleh karena ini, kita tidak temukan adanya Ilmu Sosial sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri. Yang ada adalah Sosiologi.
(4) Administrasi tidak lagi dipersamakan dengan manajemen, apalagi dipersamakan dengan Ilmu Manajemen, yang juga tidak ada. Yang ada adalah Ilmu Ekonomi.
Ilmu dan Agama
Levri Ardiansyah (05112016)
Ilmu menuntut adanya fakta. Untuk membuktikan adanya fakta ilmiah maupun untuk menjelaskan tentang fakta ilmiah suatu disiplin ilmu, para ilmuwan dapat menempuhnya melalui epistemologi (mengeksplorasi pemikiran tentang sumber fakta), ontologi (membuktikan adanya fakta yang konkret) maupun aksiologi (menjelaskan tentang nilai dan manfaat adanya fakta).
Agama tidak menuntut adanya fakta, bahkan agama menekankan pada para pemeluknya untuk yakin seyakin yakinnya kepada Yang Maha Ghoib. Oleh karena inilah, dasar agama adalah iman yaitu keyakinan pada Tuhan Yang Tak Nyata namun Nyata Adanya.
Jika Administrasi tetap kita usung sebagai ilmu tapi kita menghindari untuk mengungkapkan adanya fakta administrasi, lalu apa bedanya administrasi dengan agama? Atas dasar inilah, saya hanya ingin melihat ada nama Ilmu Administrasi pada kebijakan nasional maupun kebijakan internasional pada lingkungan keilmuan, karena saya sadar bahwa Administrasi adalah ilmu, bukan agama.
Asosiasi sebagai Rangkaian Gerbong Kepaduan
Levri Ardiansyah (05112016)
Pada umumnya, publik memahami asosiasi sebagai himpunan, seperti terbaca pada papan nama 'Asosiasi Advokat', 'Asosiasi Pengusaha', ataupun 'Asosiasi Petani'.
Sesungguhnya, asosiasi bukanlah himpunan. Prinsip mendasar dari pengertian asosiasi sebenarnya bersumber dari Laws of Association yang pernah dikemukakan oleh Eyang Plato dengan Eyang Aristotle, lalu dulu pernah digunakan oleh Psikologi sebagai dasar pemikiran menyusun Induksi Psikologi yang ditujukan untuk memperkuat landasan ilmiah bahwa kajian tentang mind adalah bidang ilmu tersendiri yakni Psikologi.
Secara sederhana, asosiasi dapat saya ilustrasikan sebagai rangkaian gerbong kepaduan, yaitu 2 atau lebih gerbong yang tersusun rapih sambung menyambung menjadi padu berdasarkan adanya similarity, contiguity maupun contrast. Gerbong ini adalah benda nyata, baik fisik maupun materialnya. Hal ini berarti, asosiasi adalah rangkaian (the series) dari 2 atau lebih fakta yang teratur (orderly combination) hingga menjadi figur yang padu (solid figure). Proses maupun wadah untuk berlangsungnya asosiasi ini adalah administrasi.