31 January 2015

Bumi Pusat Tata Surya
Levri Ardiansyah (31 Januari 2015)

Tulisan ini saya publikasi hari ini untuk mengawali perdebatan ilmiah tentang Bumi sebagai Pusat Tata Surya. Bagi saya, kalimat kunci pertama adalah definisi tentang pusat. Pusat adalah Awal yaitu Asal yang Sempurna. Pusat bukan berarti dikelilingi. Pertanyaannya adalah apakah air berasal dari api ataukah api yang berasal dari air? Dapatkah api mencipta air? Dapatkah air mencipta api? Bagi saya, jawabannya adalah api tidak dapat mencipta air, dan air dapat mencipta api. Bagaimana mungkin Matahari yang kita pandang sebagai bintang bola api pijar hadir terlebih dahulu sebelum Bumi? Tentu saja Bumi sebagai air hadir terlebih dahulu lalu memulai proses penciptaan matahari dan benda-benda langit lainnya.
Kalimat kunci kedua adalah bahwa pada Pusat terdapat makhluk yang sempurna, yaitu manusia, karena manusia inilah satu-satunya makhluk yang dapat mengerti asal muasal penciptaan alam semesta.
Kalimat kunci ketiga adalah bahwa pada Pusat terdapat arsip bukti penciptaan alam semesta. Di Bumi, terdapat arsip bukti penciptaan alam semesta, dan di Matahari, jelas tidak terdapat bukti arsip penciptaan alam semesta.

Tiga Zona Api Cair di Dasar Laut Indonesia
Levri Ardiansyah (31 Januari 2015)

Zona Api Cair yang saya maksud adalah magma. Istilah 'api cair' saya gunakan untuk istilah yang sama pada Matahari, hanya bedanya api cair di Bumi kita kenal sebagai magma sedangkan api cair di Matahari saat ini kita kenal sebagai bola api pijar dari sebuah bintang yang berada di pusat tata surya. Tentu saja saya tidak sepakat Matahari sebagai pusat tata surya. Penjelasan ini tentu harus melalui proses perdebatan yang bisa jadi berlangsung lama, tetapi harus kita mulai hari ini. Bagi saya, 3 zona magma di Indonesia ini dapat menjadi bukti awal bahwa bentuk Matahari adalah juga bentuk Bumi. Pada saatnya nanti saya akan publikasi Peta Padu Matahari-Bumi.

Berikut ini adalah Peta Zona Magma di Area Dasar Laut Pulau Siberut hingga Selat Malaka:
Berikut ini adalah Peta Zona Magma di Area Dasar Laut Maluku hingga Laut Halmahera:
 Berikut ini adalah Peta Zona Magma di Area Dasar Laut

Administrasi Masa Depan
Levri Ardiansyah (31 Januari 2015)

Satu-satunya ilmu yang mengintervensi masa depan pada saat ini adalah ilmu administrasi. Betapa tidak, aktivitas 31 hari kemudian, telah dilakukan saat ini. Sidang skripsinya baru akan terjadi 7 hari kemudian, dan hari ini staf program studi telah menyebarkan undangan pada dosen penguji. Dalam ilmu adminisrasi kita kenal ini sebagai planning dan actuating yaitu planning untuk besok, act-nya saat ini.

Energi dan Masa Depan
Levri Ardiansyah (31 Januari 2015)

Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan karena energi tercipta pada masa depan
Masa depan adalah masa lalu yang mendahului proses emosi manusia saat ini. Jika manusia membutuhkan waktu 31 milidetik untuk berpikir, maka energi telah tercipta pada 0, 0000003 milidetik sebelumnya dan saat ini energi itu telah jauh berada di masa depan sejauh 299. 792,458 meter Manusia baru menyadari adanya energi itu pada 0,001 detik sebelum sempat berpikir. Setelah 31 milidetik kemudian, saat manusia memasuki tahap yang dimaknai sebagai 'Now" atau sekarang, energi telah jauh bergerak dan melakukan banyak hal yang mempengaruhi masa sekarang. Oleh karena itu energi berada pada masa depan.  Hal ini berarti, masa depan adalah juga masa lalu yang meninggalkan jejak di depan. Inilah makna 'The Future Trace'.Jejak energi masa depan itu dapat kita ketahui salah satunya dari device inscription yang ditinggalkan energi. Contohnya adalah batu kali yang saya beri nama Levria Stone ini. Adakah cara lain untuk mengetahui jejak energi masa depan itu?

Waktu
Levri Ardiansyah (31 Januari 2015)

Waktu adalah air yang menghalangi proses emosi manusia untuk mengetahui masa depan. Dalam kalimat lain yang lebih singkat, waktu adalah penghalang masa depan. Apa yang menjadi penghalang itu? Saya berpikir bahwa penghalang itu adalah air, sehingga saya berpendapat bahwa waktu adalah air yang menghalangi pengetahuan dan perasaan manusia tentang masa depan.Jika waktu bergulir sedemikian cepatnya, maka peristiwa itu berarti air yang terdapat pada tubuh manusia juga bergerak sama cepatnya dengan perguliran waktu itu. Pergerakan air yang cepat pada tubuh manusia menyebabkan manusia itu awet muda. Inilah sebabnya mengapa manusia yang bergerak cepat akan lebuh muda fisik, biologis dan usianya ketimbang manusia lainnya yang menjalani pergerakan normal. Untuk membuktikan definisi waktu ini, kita memerlukan riset tentang keselarasan pergerakan air dengan perguliran waktu.

Dua Area Bumi yang Berpadu
Levri Ardiansyah (31 Januari 2015)

Berdasarkan Sinar Kembar Bumi, saya dapat membuat Peta Padu Bumi yaitu peta yang berisi informasi bahwa earth left hemisphere is identic with earth right hemisphere.
Pertanyaannya adalah dimanakah lokasi tepatnya sinar atau garis utama 'meridien'?

Rute Sinar Kembar Bumi dan Garis Baru Meridien Utama
Levri Ardiansyah (31 Januari 2015)

Jika Sinar Kembar Bumi ini kelak menggantikan Garis Meridien, dimanakah letak garis utama pada Sinar Kembar Bumi? Dengan ditemukannya garis utama Sinar Kembar Bumi berarti kita memiliki lokasi yang tepat untuk menjadi standar penentuan waktu internasional menggantikan Greenwich.


Sinar Kembar Bumi dan Garis Meridien
Levri Ardiansyah (31 Januari 2015)

Sinar Kembar Bumi dapat juga dipandang sebagai garis imajiner yang membagi Bumi menjadi 2 area yang morfologinya identik.
Sinar Kembar Bumi juga dapat dipandang sebagai garis imajiner pada permukaan Bumi yang menghubungkan Kutub Utara dengan Kutub Selatan sehingga terpetakan 2 area di Bumi yang memiliki morfologi yang sama. Hal ini berarti Sinar Kembar Bumi adalah sinar yang membagi Bumi menjadi 2 area yang sama. Tampaknya, Sinar Kembar Bumi ini lebih tepat digunakan untuk menggantikan garis meridien yang selama ini kita gunakan sehingga Greenwich ditetapkan sebagai Meridien Utama atau Meridien Standar.

Bumi yang Sempurna
Levri Ardiansyah (31 Januari 2015)

Tuhan Maha Sempurna. Dia menciptakan Bumi yang juga sempurna. Tuhan tidak menciptakan Bumi yang lempengnya bertabrakan dengan sendirinya, karena Bumi adalah sistem yang bekerja berdasarkan Hukum Alam yang sempurna. Sama seperti tubuh manusia, syaraf yang satu tidak bertabrakan dengan syaraf lainnya. Menggigil terjadi jika terdapat intervensi pada sistem tubuh manusia, seperti adanya racun yang masuk lalu mengalir pada alur darah. Begitu juga Bumi, gempa terjadi jika alur energi Bumi ter'intervensi' oleh aktivitas eksplorasi misalnya atau oleh karena adanya perubahan bentuk Bumi yang dilakukan manusia, seperti misalnya perubahan dasar laut akibat pembangunan deep underground military base. Alur energi Bumi dapat kita ketahui berdasarkan geofisiologis, seperti lemak yang berada dibawah permukaan kulit manusia, atau seperti jaringan syaraf pada tulang ekor manusia, bukan otak.

Sub-Morfologi yang Identik
Levri Ardiansyah (31 Januari 2015)

"Jika tanah air Indonesia berdenyut meluas hingga menutupi seluruh Bumi, maka semua morfologi negara-bangsa dan samudera di Bumi adalah sub-morfologi tanah air Indonesia"

Canada identik dengan Sulawesi Utara, artinya topografi Canada identik dengan topografi Sulawesi Utara. Ini adalah salah satu contoh informasi yang dapat kita baca dari Peta Padu Indonesia-Bumi.  Keidentikan berbagai area di Bumi akan terlihat semakin akurat berdasarkan Peta Morfologi Asli Bumi.

Bumi yang Berdenyut
Levri Ardiansyah (31 Januari 2015)

"Jika tanah air Indonesia berdenyut meluas hingga menutupi seluruh Bumi, maka semua morfologi negara-bangsa dan samudera di Bumi adalah sub-morfologi tanah air Indonesia".

Sama dengan tubuh manusia, Bumi juga berdenyut: mengembang dan mengempis secara teratur dengan ritme tertentu. Pada setiap pergerakan denyut, terdapat area-area identik tempat tanah air beristirahat sejenak, sama halnya seperti LIP (Lateral Interpositus) pada otak manusia. Earth Resting Area itu tampak seperti sliding door, hingga saya istilahkan sebagai 'sliding relief' agar mudah dipahami tentang apa yang saya maksud sebagai earth resting area.

Tanah Air Indonesia
Levri Ardiansyah (31 Januari 2015)

"Jika tanah air Indonesia berdenyut meluas hingga menutupi seluruh Bumi, maka semua morfologi negara-bangsa dan samudera di Bumi adalah sub-morfologi tanah air Indonesia" (Levri Ardiansyah, 29 Januari 2015).

Dalam konteks ini, Tanah Air Indonesia adalah bentuk permukaan tanah maupun bentuk tanah pada air (seperti bentuk dasar laut atau bentuk dasar samudera) di Indonesia. Peta Padu Indonesia-Bumi menunjukan bahwa semua topografi negara-bangsa adalah sub-topografi Indonesia yang sama persis. Begitu juga  bentuk dasar laut yang ada di Bumi adalah sub-morfologi Indonesia. Hal ini berarti, bentuk dasar Samudera dapat kita ketahui dari morfologi Indonesia.

30 January 2015

One Human Actions
Levri Ardiansyah (30 Januari 2015)

Administration is one human actions who manage not cooperate to be cooperate between another human, nature and device inscription. Inilah keyakinan yang saya tuangkan dalam buku saya berjudul Cooperative Human Actions: Menelusuri Jejak Energi Interrelasi Manusia Primitif (2014). Keyakinan ini pulalah yang kini tengah saya jalani: seorang diri membaca, mempelajari dan menyebarkan pengetahuan tentang batu, bumi dan interrelasi manusia dengan keduanya. Berbagai cara baik telah saya tempuh untuk sekedar dapat mempresentasikan temuan batu peta ini dihadapan pakar yang berkompeten, namun hingga hari ini saya belum berkesempatan mempresentasikan secara jelas bagaimana proses emosi saya hingga dapat menemukan peta pada relief batu kali.

Administrasi berawal dari tindakan satu manusia yang dapat membangun jaringan interaksi dan interrelasi dengan satu manusia lainnya. Jika proses ini dapat kita lalui, terbentuklah pola interaksi antara satu manusia dengan satu manusia lainnya (dyadic interaction pattern). Pada interaksi yang terjadi diantara banyak manusia, sesungguhnya kunci interaksi tetap terdapat pada pola satu-satu, yaitu satu manusia dengan satu manusia lainnya. Sebagai contoh, pada kisruh antara KPK-Polri, kita melihat pada tayangan tv begitu banyak manusia yang mulai terlibat termasuk Presiden Jokowi untuk mengatasinya. Kunci solusi kisruh sebenarnya terletak pada satu manusia dan satu manusia lainnya. Siapa keduanya? Yaitu satu manusia yang mampu menyelesaikan tuntas dengan satu manusia lainnya yang mau agar kisruh ini berakhir. Dengan demikian, kisruh KPK-Polri tidak kian terpeleset menjadi kisruh antarinstitusi yang dapat melebar menjadi masalah konflik ketatanegaraan.
Administrasi negara bukanlah administrasi institusi negara semata, melainkan administrasi manusia yang mempengaruhi institusi negara. Oleh karena itu kemampuan kita membaca jaringan interaksi antarmanusia dan jaringan interrelasi manusia dengan alat berinskripsi, amat penting dalam memetakan masalah administrasi publik secara jernih.

Sunan Kali Jaga
Levri Ardiansyah (30 Januari 2015)

Pada saat saya membawa batu kali ini ke LAPAN Bandung pada pertengahan tahun 2014, dengan maksud meminta pandangan pakar LAPAN tentang peta Planet Mars yang saya buat berdasarkan relief batu kali, LAPAN Bandung tidak berkenan melihat peta tersebut karena menurut LAPAN Bandung batu yang saya bawa bukan meteorit. Awal Januari 2015, saya terpikir tentang Sunan Kali Jaga. Apakah gelar beliau itu memang berarti secara harfiah sebagai Sunan Penjaga Kali? Jika pemaknaan saya ini tepat, kini saya menjadi mengerti mengapa beliau tidak bergelar Sunan Meteor Jaga. Mengapa beliau menjaga kali?

Sesungguhnya, batu kali tak kalah luar biasanya sebagaimana batu meteor. Bahkan terdapat beberapa batu kali yang lebih hebat dari meteor, karena batu kali itu mengandung informasi tentang benda-benda antariksa lainnya. Jika kelak, para ilmuwan antariksa menyadari arti penting batu kali Bumi dalam kancah antariksa, mungkin saat itu saya akan berkesempatan melihat para ilmuwan antariksa yang turun ke kali untuk turut meneliti batu kali di Bumi. Semoga.

Air Tanah Indonesia
Levri Ardiansyah (30 Januari 2015)

Tampaknya, di bumi Indonesia terdapat air tanah yang memiliki kemampuan mencipta berdasarkan pengalamannya mencipta (water experience) yang tersimpan dalam memori air (water memory). Ketiga kemampuan air itu yakni (1) kemmapuan air mencipta (water ability to construct), (2) kemampuan air berpengalaman (water experience) dan (3) kemampuan air menyimpan data konstruk (water memory) menjadikan air Indonesia terampil dan cekatan dalam mencipta tanpa memerlukan otak untuk berpikir.
Saya menduga air itu memiliki emosi (water emotions) karena air tanah yang berbentuk lumpur itu dapat melakukan tindakan mencipta (act to create) dengan cara  mengeluarkan sejenis gel (hydrogel) yang bergerak melakukan aktivitas membentuk rupa. Bukankah proses emosi itu terdiri dari proses memaknai, perasaan dan tindakan? Tampaknya, air dengan 3 kemampuan itu memiliki tanda sebagai ringwoodite, karena rekaman data yang ia simpan telah berusia lebih dari 4,5 milyar tahun lamanya. Dapat kita bayangkan betapa padatnya isi memori air itu, maka pantas jika sebongkah air yang membatu mengandung air seluas samudera.

Pada buku pertama saya tahun 2014 berjudul Cooperative Human Actions: Menelusuri Jejak Energi Interrelasi Manusia Primitif, ihwal kemampuan mencipta ini cukup banyak saya tulis dalam paparan tentang proses emosi manusia. Setelah buku rampung dan ber-ISBN, secara kebetulan saya mengalami peristiwa yang menyadarkan saya bahwa kemampuan mencipta itu juga dimiliki oleh air. Saya bersyukur, Tuhan memberi saya sebongkah batu yang dengan susah payah saya pelajari hingga akhrinya dapat saya baca sebagai master rupa Bumi dan benda-benda angkasa lainnya. Saya sangat ingin segera menuntaskan tulisan tentang batu ini sebagai peta geomorfologi dan peta benda-benda angkasa lainnya. Oleh karena itu saya tuliskan saja pada blog ini.Saya berharap ada satu ahli geologi yang berkenan mempelajari peta batu ini.
Satu batu lainnya tentang otak manusia juga harus sudah mulai saya pelajari. Sesungguhnya saya sendiri tidak mampu membaca dan mempelajari relief pada batu kali ini. Tapi apa daya, disaat belum ada 1 pakar yang juga meyakini kebenaran ilmiah dari batu ini, saya tidak mampu putus asa. Meski saya sadar, saya tidak berkompeten untuk sekedar berkata tentang geologi, apalagi anatomi otak manusia. Saya hanya mengerti ilmu administrasi.

Umumnya, situs lokasi temuan batu berupa candi, patung atau bangunan bersejarah lainnya. Tidak demikian dengan lokasi temuan batu kali ini. Reliefnya abstrak, hanya terlihat beberapa bentuk hewan, tidak ada peta, tidak ada huruf, dan tidak menarik sama sekali. Hanya batu kali biasa. Tetapi dengan memadukan relief batu secara komputerais, kita baru menyadari bahwa relief pada batu ini adalah peta geomorfologi misalnya dan relief pada batu itu adalah anatomi otak dan kepala manusia. Saya menyakini bahwa lokasi temuan batu ini dulunya merupakan laboratorium sains dan peradaban sekaligus perpustakaan riset. Inilah alasan saya datang ke Istana Negara menemui Presiden Jokowi pada 07 Januari 2015 dengan harapan agar lokasi batu kali ini dapat dikuasai negara dan dilindungi oleh United Nations. Sayangnya saya tidak dapat menemui beliau.

Kini saya hanya dapat terus membaca, menulis dan berkehendak untuk mendedikasikan temuan-temuan yang saya hasilkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban pada masa depan. Semoga.

Earth-Mars Identical Map
Levri Ardiansyah (30 Januari 2015)

Earth-Mars Identical Map adalah peta kesamaan topografi Mars dengan morfologi Bumi, baik kesamaan topografi Mars dengan topografi Bumi maupun kesamaan topografi Mars dengan bentuk dasar Samudera di Bumi.

29 January 2015

Peta Padu Indonesia Bumi adalah bukti bahwa morfologi tanah air Indonesia adalah master morfologi Bumi. Selain itu juga menjadi petunjuk bahwa Indonesia memiliki suatu area yang menjadi Ibu bagi tumbuh berkembangnya morfologi Indonesia. Area itu adalah Ibu Pertiwi. Dimanakah tepatnya area itu?

INDONESIA BUMI
Levri Ardiansyah (29 Januari 2015)

Marilah kita menyanyikan lagu berjudul: Indonesia Bumi
ciptaan Levri Ardiansyah

Indonesia Bumi

Inilah tanahku, tanah Indonesia
Inilah airku, air Indonesia
Inilah bumiku,,,,,,,
Bumi Indonesia
Bumi Indonesia
Bumi Indonesia

Indonesia Bumi
(menundukan kepala)

Bumi Indonesia dan Indonesia Bumi
Levri Ardiansyah (29 Januari 2015)

"Jika tanah air Indonesia berdenyut meluas hingga menutupi seluruh Bumi, maka semua morfologi negara-bangsa dan samudera di Bumi adalah sub-morfologi tanah air Indonesia"

Berdasarkan Peta Padu Indonesia - Bumi dapat kita ketahui beberapa pengetahuan diantaranya:
1. Bentuk dasar Samudera Pasifik Utara adalah morfologi Pulau Kalimantan
2. Bentuk dasar Samudera Pasifik Selatan hingga Puerto Rican Ridge adalah morfologi Pulau Jawa - Bali
3. Morfologi Portugal adalah Sub-Morfologi Papua

Matahari
Levri Ardiansyah (29 Januari 2015)

Dalam pandangan saya, matahari adalah Bumi yang diselimuti triliunan badai petir aktif yang terkukung dalam awan es yang sangat dingin. Tampaknya antara awan es matahari dengan permukaan matahari terdapat semacam lapisan pelindung yang fungsinya mirip dengan atmosfir bumi yaitu melindungi permukaan matahari dari suhu yang sangat ekstrim, baik itu ekstrim panas maupun ekstrim dingin. Dengan demkian, matahari terdiri dari beberapa lapisan, yaitu lapisan teratas yang kita lihat sebagai bintang panas yang berpijar, lapisan awan es yang sangat dingin, beberapa lapisan pelindung semacam atmosfir, lapisan permukaan matahari dan lapisan dalam matahari.
Bentuk permukaan matahari mirip dengan geomorfologi yang dapat saya ajukan beberapa bukti untuk ditelusuri kebenaran ilmiahnya, diantaranya sebagai berikut:
1. Adanya 3 zona api atau zona magma yang sangat luas di Indonesia. Temuan 3 zona api atau zona magma ini saya hasilkan dari Peta Padu Bumi - Matahari. Ini berarti, dengan terbuktinya 3 zona api maka akan membuka terbuktinya Peta Padu Bumi - Matahari;
2. 3 Zona Api atau Zona Magma itu juga terdapat pada pada 3 area di belahan Bumi yaitu area Indonesia-Australia, East Coast, USA dan North Atlantic Ocean (dari Labrador Seah hingga United Kingdom)
3. Terdapat 1 lagi Zona Api Bumi yaitu pada area Southern Ocean dekat Antartika.
4. Beberapa kesamaan bentuk pada bagian tertentu matahari dengan morfologi di Bumi

Peta Baret Bumi
Levri Ardiansyah (29 Januari 2015)

Jika bagian bawah Peta Bumi Datar kita hapus rata, maka terlihat bentuk Bumi seperti topi baret. Inilah yang mengilhami saya membuat Peta Baret Bumi agar lebih mudah diingat bahwa bentuk bumi datar itu seperti topi baret.
Saya berkeinginan suatu hari Peta Baret Bumi ini dapat diproduksi sebagai topi baret. Semoga

Peta Bumi Datar
Levri Ardiansyah (29 Januari 2015)

Untuk membuat Peta Bumi Datar saya menggunakan peta Bumi yang memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) posisi Indonesia di sudut kiri bawah peta dan (2) posisi Greenland tegak lurus. Peta yang akhirnya saya gunakan adalah peta berjudul "The World" yang diterbitkan oleh The National Geographic Information Institute (2006). Berikut ini adalah Peta Bumi Datar yaitu peta Bumi dalam perspektif datar:

Bentuk Datar Bumi
Levri Ardiansyah (29 Januari 2015)

Berikut ini adalah bentuk permukaan Bumi jika kita pandang sebagai bidang datar:
Saya baru dapat menggambar bentuk datar Bumi ini setelah selama 6 bulan (dari 23 Maret 2014 hingga 01 Oktober 2014) saya memfoto bentuk batu kali 'Levria Stone' setiap hari lalu mencocokan relief pada setiap foto batu dengan berbagai peta Bumi. Hingga kini file foto batu Levria Stone telah lebih dari 400 GB. Barulah pada 01 Oktober 2014 saya menemukan posisi batu yang padu dengan posisi peta Bumi berjudul 'The World".
Tentu saja setiap hari batu kali Levria Stone saya bersihkan dengan cara menumbuknya menggunakan sikat gigi barulah kemudian saya foto. Perlu diketahui bahwa pada batu kali ini tidak terlihat ada gambar peta, hanya ada gambar timbul atau relief yang tak menarik sama sekali. Wajar jika Dr Dadang (staf ahli kepresidenan bidang humas) pada saat saya temui tanggal 07 Januari 2015 mengatakan bahwa tidak ada relief peta pada batu ini dan beliau menganggap saya hanya menmpel-nempel peta pada sebuah batu. Siapapun bisa melakukan itu,' kata beliau. Memang wajar beliau berkomentar demikian karena saya tidak sempat untuk menjelaskan bagaimana proses saya menemukan peta pada relief batu kali.
Sangat sulit bagi saya untuk meyakinkan orang bahwa relief batu kali Levria Stone adalah peta, karena setiap orang telah beranggapan bahwa tidak mungkin ada batu kali yang seperti itu. Oleh karenanya saya berpikir untuk tidak memperlihatkan batu terlebih dahulu. Kehendak inilah yang memotivasi saya berpikir mendalam untuk menemukan cara lain meyakinkan orang, yaitu dengan cara peta yang saya padu dengan peta lagi, bukan lagi relief batu yang telah saya padu dengan peta. Dari sini lahirlah berbagai Peta Padu yang sesungguhnya saya buat berdasarkan relief batu.
Sebelum membuat Peta Padu saya telah menemukan berbagai keselarasan relief batu dengan dirinya sendiri hingga saya menemukan berbagai garis atau sinar yang membagi relief batu menjadi 2 atau lebih bagian yang sama. Sinar itu saya maknai sebagai Sinar Kembar. Berbarengan dengan temuan Sinar Kembar Bumi, saya juga menemukan Sudut Kembar Bumi, sehingga keduanya memantapkan persisi Peta Padu Bumi. Tidak hanya itu, dengan semakin banyak pemahaman saya terhadap karakteristik relief batu Levria Stone, saya juga menemukan Sinar Perbesaran (zooming light) yang akan saya publish pada blog ini besok.
Sejak 23 Maret 2014 saya telah menghasilkan beberapa buku diantaranya:
1. Levria Stone: The Future Trace of Nature-Human Interrelationship
2. Peta Batu Bumi
3. Peta Batu Mars
4. Peta Padu Bumi
5. Peta Padu Bumi-Mars
6. Peta Padu Bumi Indonesia
7. Sinar Bumi
8. Bumi sebagai Kitab Suci
9. Indonesia dan Jejak Masa Depan Peradaban Bumi
 Kesembilan buku ini merupakan kelanjutan yang tak sengaja dari buku pertama saya di tahun 2014 berjudul: Cooperative Human Actions: Menelusuri Jejak Energi Interrelasi Manusia Primitif. Buku inilah yang membawa saya menemukan secara kebetulan batu kali Levria Stone.

Halmahera on Canada
Levri Ardiansyah (29 Januari 2015)

Berikut ini adalah Peta Kesamaan Morfologi Halmahera dengan Canada:

Fire Zone on Molluca Sea and Halmahera Sea
Levri Ardiansyah (29 Januari 2015)

Zona api di area Gunung  Soputan, Laut Maluku, Gunung Gamalama hingga Laut Halmahera bisa jadi adalah zona magma yang sangat luas di Indonesia, selain Zona Api Sinabung dan Zona Api Puncakjaya. Indonesia memiliki 3 zona api yang sangat luas.

Salah satu karakteristik dari kesamaan morfologi adalah adanya perbedaan fungsi, diantaranya panas dan dingin atau terbuka dan tertutup. Contohnya morfologi kaldera danau Toba yang identik dengan morfologi penunungan kubah Bayah. Relief asli atau relief pondasi keduanya sama, hanya saja saat ini yang satu kita lihat sebagai danau (terbuka) dan yang satu sebagai pegunungan (relief morfologi danau yang tertutup tanah). Begitu juga dengan morfologi gunung Gamalama dengan morfologi Kenora bay di Canada. Saya sering menganalogikan relief asli ini seperti relief sebuah pondasi kolam renang, yang satu menjadi kolam renang dan yang lainnya menjadi sebuah rumah. Pondasi keduanya sama.
Kesamaan morfologi Gunung Gamalama dengan morfologi Kenora Bay di Canada berarti di dalam tanah area Kenora juga terdapat zona api. Mengapa terdapat salju dipermukaan tanah Kenora sedangkan tidak di area Gunung Gamalama? Saya sangat senang jika ada ahli geologi yang membantu saya menjawab pertanyaan ini. Haturnuhun.

East Coast, USA dan Halmahera
Levri Ardiansyah (29 Januari 2015)


Kali ini saya tampilkan kesamaan morfologi East Coast, USA hingga Canada dengan Halmahera hingga Gunung Soputan di Sulawesi Utara, berdasarkan relief batu Levria Stone. Peta kesamaan morfologi ini sekaligus merevisi peta yang pernah saya publish sebelumnya di blog ini (09 Desember 2014).

Pada saat ini di Easr Coast, USA tengah dilanda salju yang ekstrim dan pada beberapa hari yang lalu aktivitas Gunung Soputan dan Gunung Gamalama juga cukup aktif. Apakah badai salju di pantai timur Amerika berarti akan terjadinya bencana di area Gunung Soputan maupun Gunung Gamalama?





27 January 2015

Awan Abadi di Bumi
Levri Ardiansyah (27 Januari 2015)

Tampaknya, Bumi memiliki awan abadi yaitu sejenis awan CB yang usianya ribuan tahun dan bentuk serta lokasinya relatif tetap, tidak jauh berubah sejak dulu kala.

Tektonik Indonesia pada Mars
Levri Ardiansyah (27 Januari 2015)

Peta tektonik Indonesia pada Mars ini memperjelas peta padu Indonesia-Mars. Dalam pikiran saya, kedua peta memperkuat dugaan saya bahwa Mars adalah Bumi dalam masa pertumbuhan. Hal ini berarti Mars terbentuk setelah Bumi beranjak dewasa. Jika para ilmuwan ada yang berkenan membaca dan mengkritisi peta padu ini, banyak hal yang dapat saya diskusikan, diantaranya peta alur air pada Mars, kemungkinan adanya peristiwa saling mempengaruhi antara pergerakan tanah air di Bumi dengan perubahan yang signifikan pada Mars, dan peristiwa pergerakan geofisiologis Bumi yang dapat kita ketahui dari topografi Mars. Hanya sayangnya, hingga detik ini belum ada ilmuwan yang merespon blog ini, email yang saya kirim, surat yang saya sampaikan bahkan ilmuwan yang saya temui. Kombinasi antara saya sebagai dosen ilmu administrasi publik, yang menyampaikan peta batu maupun peta padu serta relief batu kali 'Levria Stone' sebagai sumber yang saya baca, adalah kombinasi sempurna untuk tak ditanggapi. Saya amat menyadari hal ini dan saya tetap melangkah, menulis pada blog ini dan merampungkan beberapa buku. Saya sungguh tidak mengerti ilmu Bumi dan ilmu antariksa. Saya hanya mengerti ilmu administrasi, yaitu ilmu tentang interrelasi antara manusia, alam dan energi diantara keduanya: from not cooperate, to be cooperate and never cooperate..

Indonesia on Mars
Indonesia on Mars adalah kalimat yang mudah untuk memahami maksud saya tentang kesamaan bentuk permukaan tanah maupun bentuk tanah pada air Indonesia dengan bentuk permukaan Planet Mars.


Peta Padu Indonesia-Mars
Levri Ardiansyah (28 Januari 2015)

Peta Padu Indonesia-Mars adalah peta yang berisi informasi kesamaan bentuk permukaan tanah maupun bentuk tanah pada air Indonesia dengan Planet Mars (identical morphology of Indonesia-Mars). Baik kesamaan bentuk permukaan tanah Indonesia dengan bentuk permukaan Mars maupun bentuk dasar laut Indonesia dengan bentuk permukaan Mars. Inilah dasar pemikiran saya terdahulu yang menduga bahwa Mars adalah Bumi dalam masa pertumbuhan.

Peta ini juga berisi informasi tentang sumber air pada Planet Mars dan bentuk tanah air Indonesia yang pertama kali akan terlihat jelas pada Planet Mars pada beberapa waktu mendatang. Semoga.

Peta Indonesia yang saya gunakan:
Peta Mars yang saya gunakan:

24 January 2015

Indonesia-Australia on Sumatera Island.
Levri Ardiansyah (January 24th, 2015)

Indonesia-Australia on Sumatera Island adalah contoh peta padu Indonesia-Bumi yaitu peta hasil perpaduan identik antara peta bumi "The World"dari The National Geographic Information Institute (2006) dengan peta Indonesia.
 Pada peta ini terlihat bahwa topografi Danau Toba identik dengan bentuk dasar laut Selat Sunda. Begitu juga topografi Gunung Sapotan yang identik dengan topografi area Melaka. Hingga disini saya telah menunjukan bahwa satu area di Bumi memiliki kesamaan morfologi dengan banyak area lainnya. Pada publikasi terdahulu, topografi Gunung Sapotan identik dengan topografi Padang Lawas di Riau dan kali ini topografi Gunung Sapotan identik dengan topografi area Melaka di Malaysia. Begitu juga morfologi Indonesia yang identik dengan morfologi Australia dan morfologi Indonesia-Australia yang identik dengan morfologi Pulau Sumatera. Saya sangat ingin peta-peta ini dibaca dan diteliti kebenaran ilmiahnya oleh para ahli geologi maupun kartografi, sehingga kita dapat menggali pengetahuan baru yang dapat menjelaskan mengapa keidentikan berbagai area ini dapat terjadi. Terlebih penting adalah menjawab pertanyaan apakah keidentikan morfologi juga berarti adanya aktivitas saling mempengaruhi diantara berbagai area yang identik itu? Saya telah mencatat berbagai peristiwa yang relevan pada berbagai area identik itu seperti gempa yang terjadi di Kansas pada 12 November 2014 dan tanah longsor di Karangkobar pada 12 Desember 2014. Begitu juga rekam aktivitas Gunung Sinabung dengan rekam aktivitas Gunung Sapotan dan gempa di Selat
Sunda pada penghujung 2014. Jika dugaan keidentikan yang saling mempengaruhi ini dapat terbuktikan, maka kita dapat mendiagnosis gejala terjadinya bencana jauh hari sebelum bencana itu mengawali aktivitasnya. Semoga.

Indonesia on Australia. 
Levri Ardiansyah (January 24th, 2015)

Peta Padu Morfologi Indonesia-Australia diantaranya berisi informasi tentang: (1) kesamaan topografi Jawa Timur dengan morfologi dasar laut area Great Australian Bight; (2)  kesamaan topografi Sarawak dengan Karlamilyi National Park; (3) kesamaan topografi Sulawesi Utara dengan Pompuraaw dan (4) kesamaan topografi Sumatera Selatan dengan morfologi dasar laut Western Australia pada Indian Ocean.
Peta Indonesia yang saya giunakan:
Peta Australia yang saya gunakan:


21 January 2015

The Genuine Morphology of Sinabung Mount adalah morfologi asli Gunung Sinabung pada masa lalu, tampak pada gambar berikut:
Perubahan bentuk permukaan area Gunung Sinabung hingga danau Toba dapat kita lihat pada peta topografi Gunung Sinabung - Danau Toba sebagai berikut:
Silahkan coba padukan peta topografi Gunung Sinabung ini dengan morfologi asli Gunung Sinabung - Danau Toba. Selamat mencoba semoga bermanfaat bagi posdiksi bencana.

Kesamaan dan keselarasan morfologi area Gunung Sapotan (Sulawesi Utara) pada area Padang Lawas Hindu Temple Ruins hingga Ujung Batu di Sumatera Utara tampak pada peta berikut:
Peta Sulawesi Utara yang saya gunakan:
Peta topografi Sumatera Utara yang saya gunakan:
Posisi padu peta Manado (Sulawesi Utara) pada peta topografi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:



20 January 2015

Indonesia Coherent Morphology Map is identical morphology of any area in Indonesia. This map is information about the intermatch topography and coherent morphology between topography with sea floor (Peta Padu Morfologi Indonesia adalah peta yang memperlihatkan morfologi yang identik dari berbagai area di Indonesia. Peta ini adalah informasi tentang kesalingpaduan antar-topografi maupun kepaduan morfologi antara topografi dengan bentuk dasar laut).

for example, Peta Padu Morfologi Sumatera Utara - Sulawesi Utara :

19 January 2015

Peta Padu Tektonik Indonesia adalah peta yang berisi informasi kepaduan berbagai lempeng tektonik pada region tektonik dalam struktur geologi Indonesia. Pada peta ini kita dapat mengetahui adanya Lempeng Selaras yaitu lempeng yang sambung-menyambung secara selaras (dan tidak bertabrakan), lempeng yang saling tumpang tindih dan selaras (overlapping and matching) serta lempeng yang identik (lempeng kembar bumi). Pada 16 Januari 2015, peta padu tektonik ini telah saya sampaikan kepada Dr. Ir. Agus H. Harsolumakso (pakar structural geology and tectonics) di ruangan beliau, Program Studi Geologi, Fakultas Sains dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. Saya berterima kash pada beliau dan berharap adanya saran ilmiah untuk pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta peradaban. Pada dasarnya, saya tidak mengerti geologi.


Peta Padu Morfologi Indonesia adalah peta perpaduan harmonis berbagai morfologi Indonesia. Peta ini mengandung informasi kesamaan bentuk antar-topografi maupun antara topografi dengan bentuk dasar laut di area Indonesia dan sekitarnya. Peta yang saya umumkan pada 16 Januari 2015 di Program Studi Geologi ITB ini adalah revisi peta padu morfologi Indonesia sebelumnya. Terima kasih pada Dr. Ir. Agus H. Harsolumakso (structural geology and tectonics) yang telah bersedia menerima peta ini. Semoga berkenan untuk memberi saran ilmiah yang amat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban.


12 January 2015

Awan adalah informasi harian Bumi (cloud is earth daily information).  Aktivitas Bumi yang baru saja terjadi beberapa saat yang lalu, terekam dalam air yang naik ke langit menjadi awan. Air memiliki kemampuan merekam (recording ability) yang tersimpan pada water memory. Awan yang mengandung informasi aktivitas harian Bumi memiliki pola-pola tertentu yang dapat kita baca, jika kita memiliki pengetahuan awal tentang pola awan, pola tanah maupun pola tanah pada air. Dengan memadukan pola awan dengan pola tanah akan menghasilkan data yang dapat kita analisis menjadi informasi. Jika proses ini dapat kita lakukan, maka terbuka peluang bagi kita untuk mengetahui akan terjadinya gempa jauh hari sebelum gempa itu terjadi.  Kita tidak lagi mengandalkan deteksi dini yang sesungguhnya memaksa kita berlomba dengan kecepatan gempa, karena deteksi dini berarti kita mengetahui gempa pada saat gempa itu terjadi. Begitu juga dengan bencana-bencana lainnya. Awan tidak hanya memberi kita pengetahuan tentang cuaca melainkan juga berisi informasi geofisiologis Bumi. Manfaat lain dari awan adalah data tentang lokasi pesawat Air Asia QZ8501 seperti yang telah saya publish pada 30 Desember 2014 (hanya saja foto-foto awan dan proses analisis yang saya lakukan belum dapat saya publish saat ini).

Berdasarkan Peta Kesamaan Morfologi Sumatera - Sulawesi, kita dapat mengetahui bahwa topografi Gunung Sinabung identik dengan bottom topography of Celebes Sea. Apakah ada proses geomorfologis yang saling mempengaruhi diantara keduanya? Saya menduga, meningkatnya aktivitas Gunung Sinabung berpengaruh pada arus bawah laut area Celebes Sea maupun pergerakan tanah di Manado. Jika dugaan saya ini benar, maka berarti kita dapat mencegah terjadinya bencana meletusnya Gunung Sinabung maupun bencana di area Manado-Gorontalo. Hal ini karena prinsip kerja aktivitas Bumi sama persis dengan princip kerja tubuh manusia. Jika perut kita sakit, cukup lakukan pijatan pada telapak kaki, karena urat keduanya sama (Levri Ardiansyah,07 Januari 2015).

Peta Kesamaan Morfologi Jawa - Papua (The Identical Morphology of Java-Papua Map) adalah peta kesamaan bentuk antar-permukaan tanah maupun kesamaan antara bentuk permukaan tanah dengan bentuk dasar laut pada area Jawa dan Papua (Levri Ardiansyah, 07 Januari 2015).
Peta Pulau Jawa yang saya gunakan:
Peta Papua yang saya gunakan:
Semoga bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban. Tinekanan.

 

6 January 2015

Prakiraan Posisi Kepala Pesawat Air Asia QZ 8501 dan Bentuk Dasar Laut Jawa
oleh Levri Ardiansyah

Tulisan ini memperjelas gambar dan tulisan saya pada blog ini (30 Desember 2014) dan email pada Basarnas yang saya sampaikan 01 Januari 2015.
Lokasi area ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Bentuk dasar Laut Jawa yang berlumpur (sedang) adalah sebagai berikut:
Bentuk jelas area dasar laut ini jika tanpa lumpur dan tanpa air adalah sebagai berikut:
Gambar ini telah saya sampaikan pada Basarnas melalui email tanggal 01 Januari 2015. Pada gambar ini terlihat: (1) posisi kepala pesawat Air Asia QZ 8501 berlawanan dengan arah penerbangan; dan (2) kepala pesawat berada dekat lubang dan jurang dasar laut. Tampaknya pada 06 Januari 2015, kepala pesawat Air Asia QZ 8501 telah bergeser mengarah dekat tepi lubang/jurang.


2 January 2015

Peta Kedalaman Dasar Laut area Selat Karimata hingga Laut Jawa dapat saya gambarkan sebagai berikut:








Peta Kedalaman Dasar Laut
Area Selat Karimata hingga Laut Jawa

Levri Ardiansyah
Dosen pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara
FISIP Universitas Padjadjaran


Melengkapi tulisan masukan saya (01 Januari 2014) kepada Basarnas, berikut saya sampaikan hasil analisis saya tentang Peta Kedalaman Dasar Laut di Area Selat Karimata hingga Laut Jawa. Peta ini saya buat berdasarkan relief Levria Stone yang identik dengan morfologi dasar laut di area Selat Karimata hingga Laut Jawa, yang juga adalah relief yang sama untuk area kedalaman laut pada Ammen Deep, Hilgard Deep hingga Gray Deep.  Dengan demikian, saya berkesimpulan bahwa bentuk kedalaman dasar laut area Selat Karimata hingga Laut Jawa identik dengan bentuk kedalaman dasar laut pada Ammen Deep, Hilgard Deep hingga Gray Deep. Kesamaan morfologi berbagai area di Bumi secara lengkap telah saya buat pada Peta Padu Bumi (Earth Coherent Map) yang salah satunya telah saya publish pada blog ini.


Perpaduan harmonis relief Levria Stone dengan geomorfologi area Selat Karimata hingga Laut Jawa (termasuk topografi area pulau-pulau disekitarnya), dapat saya gambarkan kembali sebagai berikut:


Peta kedalaman laut yang saya gunakan bersumber dari The Depths of Ocean, Bathymetrical Chart of The Oceans Showing The Deeps according to Sir John Murray yang dipubilkasikan oleh The Edinburgh Geographical Institute sebagai berikut:



Perpaduan relief Levria Stone dengan peta "The Depths of Ocean" adalah sebagai berikut:
 
Berdasarkan kesamaan geomorfologi tersebuit, saya membuat peta kedalaman laut area Selat Karimata hingga Laut Jawa.


1 January 2015

Bentuk jelas dasar laut area prakiraan lokasi pesawat Air Asia QZ8501 dapat saya gambarkan sebagai berikut: